web page hit counter
Jumat, 5 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Pastor Albertus Purnomo, OFM, Ketua Lembaga Biblika Indonesia: Mengapa Kita Mendoakan Arwah

5/5 - (1 vote)

Minggu, 2 November 2025. Pengenangan Semua Orang Beriman: 2Mak.12:43-46; Mzm.143:1-2, 5-6, 7ab,  8ab,10;  1Kor.15:20-24a, 25-28; Yoh.6:37-40

 “SIAPA yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya, memang sudah pasti akan keselamatan abadinya, tetapi ia masih harus menjalankan satu penyucian untuk memeroleh kekudusan yang perlu, supaya masuk ke dalam kegembiraan surga. Gereja menamakan penyucian akhir para terpilih, yang sangat berbeda dengan siksa para terkutuk, purgatorium (Api Penyucian) (Katekismus Gereja Katolik 1030-31).

Kutipan ajaran Gereja ini menunjukkan bahwa ada sebuah perjalanan tertentu yang harus dilalui oleh arwah orang beriman sebelum masuk ke dalam Visio Beatifica (pandangan yang membahagiakan – istilah surga dalam tradisi Katolik). Perjalanan itu adalah sebuah penyucian jiwa. Sangat sedikit jiwa yang langsung mencapai surga, sebagian besar harus melewati penyucian akhir (purgatorium) ini.

Demikianlah kata Alexander Hales, seorang teolog Fransiksan Abad Pertengahan (1170-1245). Pengenangan arwah di api penyucian ini, oleh gereja, ditetapkan pada 2 November setelah pada 1 November Gereja merayakan mereka yang mengalami Visio Beatifiva, melihat Allah dari muka ke muka dan hidup abadi dalam persekutuan yang sempurna dengan Allah.

Baca Juga:  Hari Studi Struktural 2025: Penguatan Supervisi Formal dan Informal untuk Meningkatkan Pelayanan Pendidikan

Tanggal 2 November mengingatkan pentingnya dan perlunya kita sebagai umat beriman yang masih hidup di dunia untuk mendoakan arwah orang beriman, khususnya mereka yang memiliki relasi dekat semasa hidupnya. Mendoakan arwah merupakan bukti bahwa kematian tidak menutup pintu kasih dan perhatian kita kepada mereka yang sudah mendahului kita. Bahkan, jauh sebelum tradisi Katolik, tradisi Yahudi juga sudah mempraktikan doa kepada arwah umat beriman.

Ini ditunjukkan dalam kisah jenderal pasukan Yahudi yang bernama Yudas Makabe, mempersembahkan kurban penghapus dosa untuk arwah pasukannya yang meninggal.
“Seandainya ia (Yudas Makabe) tidak berpengharapan bahwa mereka yang telah meninggal itu bangkit kembali, sungguh bodoh dan sia-sialah mendoakan orang-orang yang meninggal” (2 Mak. 12:43-44).

Kita mendoakan arwah umat beriman karena kita percaya akan kebangkitan. Dan jiwa orang yang mengenal Allah pasti akan mengalami hidup kekal bersama dengan-Nya. Kepercayaan ini dapat didasarkan pada perkataan Yesus sendiri dalam Injil Yohanes yang menegaskan bahwa Allah menghendaki supaya mereka yang percaya kepada Yesus beroleh hidup yang kekal dan dibangkitkan oleh Allah pada akhir zaman (Yoh. 6:40). Fisik manusia memang rapuh dan akhirnya mati menjadi debu. Namun, jiwa dan kesadarannya tetap abadi.

Baca Juga:  Maria Bunda Penasihat Baik Resmi Jadi Pelindung

Kita perlu mendoakan mereka yang sedang berada di Api Penyucian karena mereka sebenarnya masih memiliki ikatan kesatuan dengan mereka yang terberkati di surga dan kita yang sedang berziarah di dunia ini. Penting disadari, mendoakan arwah sebaiknya jangan dipandang sebagai barter dengan Allah agar jiwa-jiwa dapat dipercepat masuk ke surga dan tidak lama-lama di Api Penyucian. Mendoakan arwah bukanlah semacam pembayaran hutang dosa mereka yang dilakukan oleh pihak kita. Allah kiranya tidak bisa disamakan dengan pedagang atau pejabat yang memperlancar proses jika pembayaran dilakukan dengan tepat. Mendoakan arwah perlu dipahami sebagai ungkapan kasih yang melimpah demi kebahagiaan mereka.

Mendoakan arwah dapat dipahami juga sebagai ungkapan solidaritas kita untuk menemani mereka yang sedang berproses dalam penyucian menuju kebahagiaan sempurna bersama Allah. Namun, doa ini juga dapat dipandang sebagai partisipasi kita bersama Allah yang terus-menerus memberikan rahmat penyucian yang sangat dibutuhkan oleh mereka yang berada di purgatorium. Mereka yang berada di Api Penyucian sudah pasti akan masuk surga. Tidak perlu kuatir. Hanya saja, setiap arwah orang beriman akan menjalani proses penyucian yang berbeda-beda tergantung dari perbuatan mereka selama masih hidup.

Baca Juga:  Penyuluh Katolik Berkolaborasi dengan Komunitas Doa Santa Faustina Melaksankan Pembinaan Iman di Rutan Wirogunan

Memperingati arwah orang beriman secara tidak langsung juga berdampak bagi kita yang masih hidup di dunia. Kita disadarkan bahwa pada saat yang dikehendaki-Nya, kita juga akan memasuki proses penyucian sebelum mengalami Visio Beatifica. Karena itu, janganlah menunda untuk berbuat kasih dan kebaikan kepada orang-orang yang dekat dengan kita, supaya saatnya nanti, ketika jiwa kita sedang berada dalam proses penyucian, ada yang mengingat, mendukung dan mendoakan kita selalu.

Penting disadari, mendoakan arwah sebaiknya jangan dipandang sebagai barter dengan Allah agar jiwa-jiwa dapat dipercepat masuk ke surga.

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 44, Minggu, 2 November 2025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles