Studi Bersama MNPK: Wajah Pendidikan Indonesia

145
Studi bersama Majelis Nasional Pendidikan Katolik, bandung 22-25/11 (HIDUP/Antonius E Sugiaynto)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – LEMBAGA pendidikan pada umumnya memiliki harapan bahwa lulusannya dapat menjadi professional, adaptif, dan inovatif di tengah masyarakat multicultural. Harapan ini ada di setiap pendidik di samping harapan agar lulusannya siap memasukki dunia kerja. Hal ini disampaikan Dr Eri Seda dalam Studi bersama Majelis Nasional Pendidikan Katolik di Bandung, 22-25/11.

Eri melihat beberapa kecenderungan pendidikan di Indonesia. Dari data yang ia sampaikan, tingkat persentase perempuan buta huruf di Indonesia yang berusia sepuluh tahun ke atas selalu lebih tinggi dibanding kaum laki-laki. “Hal ini disebabkan oleh antara lain oleh domestikasi perempuan dan budaya patriarki yang masih cukup dalam berakar,” ungkap dosen Sosiologi Universitas Indonesia ini.

Namun, Eri juga menunjukkan bahwa tingkat peningkatan akses perempuan ke Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi. “Beberapa faktor yang diduga memungkinkan peningkatan ini antara lain; peningkatan sarana Sekolah SMP/SMA, semakin ringan jarak tempuh ke Sekolah dan peningkatan kesadaran perempuan akan pentingnya pendidikan tinggi,” katanya.

Dalam pemaparannya, Eri mengatakan bahwa sejak tahun 2000 kondisi pendidikan dan angkatan kerja belumlah sepenuhnya setara dengan kaum laki-laki. Menanggapi hal ini, Eri mengajukan pertanyaan, mungkinkah lembaga pendidikan formal dapat turut menyumbang pada sistem pendidikan yang bersifat terbuka dan inklusif.

Sidang pleno MNPK XV ini dilaksanakan berbarengan dengan Studi bersama MNPK yang berlangsung 22-25/11. Selama studi bersama ini menghadirkan beberapa pembicar lain diantaranya; DR Yudi Latief, Dr Eri Seda, Jansen Sinamo, dan Mgr Antonius Subianto Bunyamin OSC. Rangkaian studi bersama ini berbarengan dengan sidang pleno XV MNPK.

Antonius E Sugiyanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here