75 tahun Sr. Andre, FCJM: Jangan Banyak Omong, Perlihatkan Dalam Perbuatan

887
Sr. Andre Lemmers, FCJM merayakan ulang tahun ke-75 bersama anak-anak panti asuhan Yayasan Sinar Pelangi, Jatibening Baru pada Rabu, 6/6. [HIDUP/A.Bilandoro]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com Mencari tempat Panti Asuhan Yayasan Sinar Pelangi (YSP) yang terletak di Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi tidaklah begitu sulit. Beberapa warga sekitar cukup mengenali tempat ini dalam karya sosialnya dalam membantu para penyandang cacat.

Kepedulian terhadap anak-anak penyandang cacat fisik telah dibuktikan oleh Sr. Andre Lemmers, FCJM selaku Pendiri dan Ketua Dewan Pengurus YSP. Perjalanan usianya yang ke-75 tahun dirayakan secara sederhana bersama para kerabat tarekat, anak-anak panti asuhan, karyawan, donatur, dan beberapa anak dari Yayasan Prima Unggul pada Rabu, 6/6, pukul 4 sore.

Perayaan syukur diawali dengan misa yang dipimpin oleh Pastor Paroki Jatiwaringin, Gereja St. Leo Agung Pastor Kunradus Badimukin CSsR, ditemani beberapa rekan, Pastor David Bayo CSsR, dimeriahkan dengan tiga rekan tamu, Pastor Desius Kaki CSsR, Pastor Fery, dan Pastor Steve.

Dalam homilinya, Pastor Desius, CSsR berpesan agar kita tidak mudah mutung. Pastor yang kadang bertugas di Paroki Duren Sawit (St Anna) menuturkan tentang Sr Andre yang meninggalkan negerinya, dari Belanda masuk ke Indonesia mulai tahun 1973. Telah hidup membiara sebagai suster selama 54 tahun. “Setiap dari kita dipanggil untuk menjadi sakramen, sebgai tanda dan sarana keselamatan dari Tuhan.”

Sr Andre memiliki moto yang terinsipirasi dari ayat Yakobus 2: 18: “tertulislah disana, jangan terlalu banyak omong kita. Lebih baik kita berbuat. Iman, imanku. Saya akan memperlihatkan dalam perbuatan-perbuatan,” tuturnya penuh semangat. Moto pribadi itu kemudian dipakai sebagai moto Yayasan.


Produktif Hingga Usia Senja
Kerabat satu tarekat di YSP, Sr Atanasia, FCJM, turut mengungkapkan rasa syukurnya atas pengulangan perayaan syukur pada ulang tahun Sr Andre ke-75. “Atas pendampingan Tuhan dalam perjalanan hidup. Bersyukur atas umur panjang yang diberikan Tuhan. Pada umur senja ini masih produktif dan tetap happy dalam tugas pelayanan yang sungguh dicintai.”

Sr Atanasia, FCJM pun berharap agar kelak mencapai usia senja, bisa bergembira dan tetap sehat.

Sr Atanasia FCJM turut mengkoordinir acara misa syukur ulang tahun ke-75 Sr.Andre Lemmers, FCJM. [HIDUP/A.Bilandoro]
Perayaan syukur selain dihadiri oleh Pastor Paroki dan Pastor tamu, juga para suster FCJM di sekitar komplek Pondok Gede dan suster tamu dari Solo. Ada pula dari kelompok tim Bakti Sosial YSP yang turut membantu kegiatan yayasan setiap tahun dengan program bakti sosial.

Juga beberapa umat dari Paroki Jatiwaringin (Gereja St. Leo Agung), sahabat dan kenalan, serta beberapa pengurus Panti Asuhan disekitar Bekasi dan Panti Asuhan Yayasan Prima Unggul. Sr Andre juga turut mengundang para karyawan YSP dan keluarganya, termasuk anak-anak Panti Asuhan Pius X Sinar Pelangi.

 

Klinik Clara Pfander Memperoleh Izin Resmi

Dokter Chesa, Manajer Klinik Clara Pfander, menerima tanda kasih dari Sr Andre, FCJM dan Sr Atanasia, FCJM.
[A.Bilandoro]
Dalam kesempatan tersebut, dr Chesa, Manajer Klinik Clara Pfander, turut menerima tanda kasih dari Sr Andre, FCJM dan Sr Atanasia, FCJM atas kerelaan, ketekunan dan kegigihannya membantu YSP mengurus izin klinik Clara Pfander.

YSP sebagai suatu lembaga sosial, menolong secara medis dan edukatif, bertujuan agar setiap anak dapat keluar dari isolasi dari lingkungan di sekitarnya sehingga dapat hidup berdampingan bersama-sama dengan anak-anak yang lain dan kehidupannya dapat menjadi lebih baik dan berguna.

Yayasan Sinar Pelangi Jatibening didirikan 29 tahun silam, tepatnya pada 14 April 1989. Sebagaimana disampaikan oleh Sr Atanasia, Yayasan Sinar Pelangi pada awalnya berkarya di jalan Kerinci 1 no 7, Kebayoran, Jakarta Selatan dengan menyewa satu unit paviliun.

Pasien yang ditolong setiap tahun kurang lebih berjumlah 150 orang, terbagi di beberapa tempat, mulai dari kantor Pusat Yayasan dan di beberapa daerah melalui program baksos. Para pasien adalah mereka yang memiliki cacat fisik, dalam kondisi kurang mampu, yang sifatnya lintas agama.

 

 

Antonius Bilandoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here