web page hit counter
Senin, 14 Oktober 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Beato Iuliu Hossu (1885-1970) : Dari Pustakawan Menjadi Kardinal

4/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Ia menjadi kardinal karena perjuangannya mempertahankan Gereja Rumania dalam persatuan dengan Gereja Katolik Roma.

Paus Yohanes Paulus II menangis kala berkhotbah di Katedral St Joseph di Buchares, Rumania. “Saya tidak ingin ‘negeri seribu mata’ ini hancur karena pertentangan antar umat beriman seperti sejarah kelam Gereja Rumania,” ujarnya.

Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Rumania, 7-9 Mei 1999. Paus berharap, dari tempat ini, lahirlah pahlawan-pahlawan Gereja Katolik Ritus Timur Sui iuris (Gereja swadarma atau mandiri/Codex Canonum Ecclesiarum Orientalium) yang tetap berpegang teguh pada ajaran Kristus. Sebab Gereja Katolik Yunani Rumania bertumbuh karena darah dan air mata para martir. “Di tempat ini, ‘seribu mata’ umat Katolik Yunani-Rumania pernah dibutahkan,” lanjut Paus.

Di antara ribuan martir itu, ada Uskup Keuskupan Cluj-Gherla, Kardinal Iuliu Hossu. Iuliu adalah martir yang tegas berjuang menolak rezim komunis. Hal ini membuat ia ditangkap dan dijebloskan penjara. Hingga akhir hidupnya, Kardinal Iuliu terus berjuang menyatukan Gereja Katolik Yunani Rumania sebagai bagian tak terpisahkan dari Gereja Katolik Roma.

Ritus Bizantium
Iuliu lahir di Mila, Kekaisaran Austro-Hungaria, 30 Januari 1885. Sejak kecil panggilan menjadi imam tidak pernah terpikirkan olehnya. Ayahnya Ioan Hossu (1856-1866) dan ibu Victoria Mriuiu, bukan seorang Katolik yang taat. Keluarga ini tidak terlalu mendalam penghayatan iman mereka.

Keluarga ini sangat moderat. Ioan dan Victoria tidak pernah memaksakan empat anak mereka memilih jalur hidup sesuai keinginan orang tua. Kebebasan ini membuat anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang matang, mandiri, dan bertanggungjawab.

Memasuki masa remaja, Iuliu sangat menyenangi pelajaran humaniora. Sayang memasuki usia 17 tahun, ketertarikannya ini berkurang. Berkat Iustin Hossu, seorang sepupu ayahnya, serta dua tantenya Alecsa dan Nicolae Hossu (1859-1914), Iuliu mulai menaruh minat pada pelajaran-pelajaran keagamaan.

Di sekolah menengah ini, Iuliu mulai diperkenalkan pada ajaran-ajaran khas ritus Bizantium. Pelan tapi pasti, ia mulai mengenal liturgi-liturgi suci, ibadah harian, bentuk-bentuk pelayanan misteri suci (sakramen), doa, pemberkatan, termasuk eksorsisme. Dalam proses ini, Tuhan memanggilnya menjadi seorang calon imam.

Baca Juga Artikel:  Sesudah 100 di Indonesia, Misi Baru Para Dehonian

Demi cita-cita mulia ini, Iuliu melanjutkan kuliah di Universitas Wina. Di sini, ia juga mempelajari gaya arsitektur, ikon, musik liturgi, vestimentum (pakain ibadah), dan tradisi Bizantium lainnya. Sebagai mahasiswa, Iuliu juga mulai mengritisi praktik para imam ritus Bizantium yang menikah di paroki-paroki. Suaranya sangat didengarkan oleh Civitas Akademisi di Wina.

Dari universitas terkenal di Austria ini, Iuliu melanjutkan pendidikan doktoralnya di Pontifical Urbanian Athenaeum, Roma hingga tahun 1908. Corak hidupnya yang keras akan tradisi, Kitab Suci, dan Magis terium Gereja ini membawanya ditahbiskan imam oleh pamannya sendiri Mgr Vasile Hossu (1866-1916), Uskup Gherla, Armenopoli, Szamos- Ujvár pada 27 Maret 1910.

Merawat Jiwa
Tahun 1911, Pastor Iuliu ditugaskan sebagai arsiparis dan pustakawan. Saat itu, ia sekaligus sebagai sekretaris pribadi Mgr Vasile hingga tahun 1914. Sebagai sekretaris pribadi, kadang Pastor Iuliu sering bertemu dengan para birokrat, termasuk Perdana Menteri Rumania István Tisza. Kedekatan ini membuat ia dipilih pemerintah sebagai pastor bagi para tentara di Austro-Hungaria.

Tugas ini diterimanya dengan senang hati. Pastor Iuliu sering menjadi penyelamat jiwa-jiwa tentara bersenjata selama Perang Dunia I (1914-1917). Di medan perang itu juga, ia menyaksikan kematian sepupunya Letnan MudaIustin. Peristiwa ini menjadi pintu masuk baginya untuk terus merawat jiwa para prajurit dari wilayah Timioara hingga ke Wina.

Saat menjalani tugas itu, Gereja Katolik Yunani-Rumania (saat ini bertaraf Keuskupan Agung Mayor) menggunakan ritus Liturgi Bizantin dalam bahasa Rumania. Di Rumania, di masa tugas Pastor Iuliu, terdapat lima eparki (setingkat prefektur -keuskupan) Katolik-Yunani yaitu Eparki Oradea Mare, Eparki Cluj-Cherla, Eparki Lugoj, dan Eparki Maramures, serta Eparki Santo Basilius Agung Bukares. Selain itu, ada satu eparki perantuan yaitu Eparki Katolik Rumania Santo Gregorius di Canton. Eparki terakhir ini kini sudah tercampur dengan Gereja Ortodoks Rumania.

Baca Juga Artikel:  Sesudah 100 di Indonesia, Misi Baru Para Dehonian

Tanggal 13 Januari 1916, sebuah peristiwa duka menyelimuti Eparki Cluj-Cherla. Mgr Vasile tutup usia. Setahun kemudian, untuk mengisi sede vacante (kekosongan takhta), Paus Benediktus XV menunjuk Pastor Iuliu sebagai Uskup Cherla (Gherla) menggantikan pamannya pada 17 April 1917. Ia ditahbiskan sebagai Uskup pada 4 Maret 1917 dengan penahbis utama Uskup Eparki Lugoj Mgr Victor Mihaly de Apa (1841-1918). Meski banyak catatan menyebutkan kedudukan sebagai Uskup Cherla ini atas rekomendasi Raja Austria Karl I (Charles I), tetapi nyatanya Takhta Suci menaruh harapan besar kepada Mgr Iuliu.

Mgr Iuliu terus menjadi Uskup Cluj-Gherla bahkan ketika eparkinya dipindahkan pada 5 Juni 1930 oleh Paus Pius XI ke wilayah lain. Paus yang sama juga mengangkatnya sebagai Administrator Apostolik Maramure (1930-1931). Tiga tahun kemudian, ia diangkat sebagai Asisten di Tahta Kepausan pada 16 September 1936. Selain tugas ini, ia juga diberi jabatan sebagai Administrator Apostolik Oradea Mare (1941-1947).

Di masa ini, teror komunis semakin gencar di Rumania. Tepat peringatan 250 tahun persatuan Gereja Katolik Yunani Rumania dengan Takhta Suci, 21 Oktober 1948, rezim komunis merekayasa secara paksa umat Katolik Yunani Bizantin menjadi anggota Gereja Ortodoks Rumania. Kala itu, sedikitnya 1.500 umat Katolik menjadi Ortodoks. Hak milik atas berbagi aset Gereja Katolik dialihkan kepada Gereja Ortodoks termasuk properti milik biara juga disita negara.

Tangan Kanan Paus
Uskup Iuliu, adalah satu dari sekian pejabat Gereja yang dianggap menentang pemerintah. Hal ini membuat di tangkap pada 28 Oktober 1948 dan ditahan di Jilava dan Drogoslavele. Setelah itu, Mgr Iuliu dipindahkan ke Penjara di Sighet dan Gherla (1948- 1964). Setelah Penjara Bucharest selesai dibangun, ia dipindahkan lagi ke sana pada Mei 1970.

Menurut memoar seorang pastor Katolik Yunani, Pastor Ioan Mitrofan, Uskup Iuliu menentang Gereja Ortodoks yang didukung pemerintah komunis. Pada 1 Oktober 1948 ia mengeluarkan ipso facto (seruan episkokal) dan eks komunikasi dalam pertemuan di Cluj kepada 36 imam Katolik Yunani Rumania yang memilih masuk Gereja Ortodoks.

Baca Juga Artikel:  Sesudah 100 di Indonesia, Misi Baru Para Dehonian

Hal ini membuat pada 28 Oktober 1948, Uskup Iuliu ditangkap lagi di kediamannya di Cluj dan dibawa ke Vila patriarkal Dragoslavele, di mana ia ditahan di bawah penjagaan bersama beberapa Uskup Katolik Yunani lainnya. Beberapa kali Patriark Justinan Marina, Kepala Gereja Ortodoks Rumania, memintanya melepaskan iman dan sebagai imbalan ia diangkat sebagai Uskup Metropolitan Ortodoks di Moldova, tetapi tawaran ini ditolaknya. Penolakan ini membuat ia dipindahkan dari Biara Cldruani ke Penjara Sighet (1950).

Pada tahun 1955, Mgr Iuliu dibawa ke Curtea de Arge, dan pada tahun 1956 ke Biara Ciorogârla. Selama menjalani tahanan, ia beberapa kali dikunjungai Patriarkh Justinian, Patriarkh Teoctist Arpasu, dan Patriarkh Gherasim Cristea. Mereka menawarkan kedudukan kepadanya, tetap ia tetap pada pendiriannya.

Atas kebijkasanaan dan kemendalaman imannya ini, pada 5 maret 1973, sebuah keputusan mengejutkan datang dari Paus Paulus VI. Paus mengangkat Mgr Iuliu sebagai kardinal in pectora. Setelah penunjukkan ini, banyak orang berspekulasi bahwa Paus menjadikan Kardinal Iuliu sebagai anak emas. Tetapi Kardinal Iuliu menjawab kepercayaan ini dengan berusaha menyatukan Gereja Katolik Rumania agar terus hidup dalam kemesraan dengan Gereja Katolik Roma.

Kardinal Iuliu menjabat sebagai kardinal hingga tutup usia pada 28 Mei 1970 di RS Colentina di Bucharest. Ia meninggal dalam dekapan mesra Uskup Alexandru Todea. Ia dimakamkan di Bucharest.

Pada 7 Desember 1982 jazadnya digali untuk proses beatifikasi. Proses ini dimulai tahun 1997 oleh Eparki Cluc-Cerla hingga tahun 2009. Kardinal Iuliu dibeatifikasi di Liberty Field, Blaj, Rumania pada 2 Juni 2019 oleh Paus Fransiskus.

Yusti H. Wuarmanuk

HIDUP NO.33 2019, 18 Agustus 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles