Pastor Damianus Pongoh, Islamolog dari Bumi Minahasa

331
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – PASTOR Damianus Pongoh merayakan pesta 25 tahun imamatnya akhir April 2021 lalu. Dammy panggilan akrabnya, adalah anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Vincentius Pongoh dan Jovita Lasut (keduanya sudah meninggal). Lahir di Tara-tara, 16 November 1967, Dammy menerima tahbisan imam dari Uskup Manado, Mgr. Josef Suwatan, MSC di Katedral Manado, 25 April 1996. Tara-tara adalah sebuah kampung dibawah kaki Gunung Lokon, wilayah Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Sejak tahun 1995, Pastor Dammy bertugas tetap sebagai dosen di STF Seminari Pineleng hingga sekarang. Tahun 1996-2001 ia menjadi Pembina Frater Seminari Pineleng, dan juga Pastor Paroki Pineleng-Kali secara serentak. Selanjutnya tahun 2001-2004 ia menempuh studi Licenciate Islamologi di Mesir dan Italia. Tahun 2006-2011, ia menjadi Rektor Seminari Tinggi Pineleng.

Perjalanan panggilan Pastor Dammy menjadi imam bermula semasa SD. Waktu itu, ia sering ditugaskan oleh pastor paroki dan guru-guru untuk menjadi misdinar atau lektor atau pembaca doa umat dalam misa. “Maka saya kenal dan akrab dengan lingkungan gereja,” ujarnya. Ketika diminta untuk melamar ke seminari, “Saya iya iya saja,” katanya melanjutkan.

Ia lulus tes dan lalu studi di Seminari Menengah Kakaskasen. Tiga tahun kemudian ia ikut mengundurkan diri, karena teman-teman dekatnya mundur. Ia melanjutkan pendidikan di SMA Katolik Karitas Tomohon. Selulus SMA tahun 1986, ia ingin kuliah di universitas dan sudah lulus tes. Tetapi karena ada kendala tertentu, dan juga didorong oleh sepupunya (seorang suster), ia akhirnya masuk Seminari Augustinianum Tomohon. Selanjutnya ke Seminari Tinggi Pineleng sampai ditahbiskan imam tahun 1996 bersama lima orang lainnya.

Sebagai imam, ia mendapatkan tugas studi sebagai hal yang paling mengesankan sebab bisa mengenal pemikiran-pemikiran dan ajaran-ajaran agama lain.

Ia kini mengajar Islamologi di STF Pineleng dan terlibat dalam Badan Kerja Sama Antar-Umat Beragama Provinsi Sulawesi Utara. Ia juga menjalin hubungan dan kerja sama dengan IAIN Manado. Tidak heran kalau ia juga berkarya di Keuskupan Manado sebagai Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK), di samping sebagai Ketua Biro Pembangunan dan Pengelolaan Asset sejak tahun 2018 sampai sekarang. Tugasnya sebelumnya adalah Ketua Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Manado (2011-2012) dan Rektor Tahun Rohani Pondok Emaus Tateli (2013-2017).

Selama 25 tahun sebagai imam, Dammy merasa bahagia ketika studinya selesai tepat waktu, demikian pula proyek dan program komisi terlaksana sesuai rencana. Ke depan, ia ingin menjalani hidup imamat dan melaksanakan tugas yang dipercayakan oleh uskup dengan tenang dan nyaman. Bersukacita karena dipercaya Tuhan dan uskup, kendati sadar akan kekurangan dan dosa, serta berusaha rendah hati bila berbeda pandangan dengan atasan. Bersukacita bila bisa melayani umat dan membuat umat senang, tersenyum, dan kebutuhan rohani mereka terpenuhi.

Ketika ditanya tentang cita-citanya yang belum kesampaian, ia  tidak meminta yang tinggi dan aneh-aneh. “Semoga semakin dewasa, bijak, tenang, dan nyaman dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan oleh uskup,” jawabnya. Tentu juga semoga Tuhan memberikan kesehatan. Proficiat.

Cosmas Christanmas, Kontributor

HIDUP Edisi No. 19, Tahun ke-75, Minggu, 9 Mei2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here