Lima Menit yang Menentukan: Kisah-kisah Nyata Seputar Pesan WhatsApp

234
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Malam itu saya mendapat pesan WhatsApp dari Ibu Andrea (bukan nama sebenarnya), yang berbunyi “Susben… Rosario yuk!“ Begitulah cara Ibu Andrea mengajak saya masuk dalam media Zoom di mana biasanya kami, orang-orang Katolik yang ada di Austria bersama berdoa Rosario setiap malam.

Saya menjawab “Saya masih sibuk, nanti kalau sempat saya nyusul.“

Begitulah percakapan terakhir saya dengan Ibu Andrea sebelum akhirnya setelah Rosario malam itu ia tidak sadarkan diri, dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pembedahan otak akibat pendarahan di otak yang dialaminya dan hingga kini setelah lewat 2 minggu ia belum juga siuman.

Penyesalan mendalam saya rasakan hingga kini. Seandainya saya malam itu mau menerima ajakannya untuk hadir di Zoom dan bersama berdoa Rosario. Kini saya hanya bisa mengingat wajahnya dalam doa-doa saya dan membayangkan kesedihan yang dialami suami dan anak-anaknya yang masih kecil.

Kisah lainnya yang juga serupa adalah ketika seorang pemuda menerima pesan WhatsApp dari kekasihnya. Karena tidak mau diganggu saat ia sedang asik bercengkerama dengan teman-temannya, maka pemuda itu tidak mau membaca dan menjawab pesan dari kekasihnya tersebut.

Keesokan harinya, ibu dari kekasihnya itu menelepon dan mengabarkan bahwa kekasihnya ditemukan tewas karena dibunuh orang tak dikenal di jalan malam tadi. Seketika si pemuda membuka pesan WhatsApp dari kekasihnya tadi malam dan ternyata berbunyi “Sayang, tolong aku. Seseorang mengikutiku di jalan.“

Betapa pemuda itu menyesal karena ia mengabaikan pesan dari kekasihnya. Seandainya malam itu dia mau membuka pesan, mungkin ia bisa berbuat sesuatu untuk menyelamatkan kekasihnya.

Perjalanan Waktu yang Tak Terulang

Setiap hari dalam kehidupan ini kita melakukan perjalanan. Baik perjalanan dari satu tempat menuju tempat berikutnya atau perjalanan hidup dari tahun ke tahun yang tidak terulang. Maka seringkali orang sengaja melakukan sesuatu dengan alasan bahwa kesempatan tidak datang dua kali. Dan dalam perjalanan hidup selalu saja ada hal-hal menarik yang membuat kita belajar memaknai peristiwa perjumpaan dan perpisahan kehidupan. Bahkan seringkali kita mengalami hal-hal tak terduga, yang bisa membuat hati gembira atau sedih.

Beberapa hari belakangan ini saya mengalami beberapa peristiwa yang serupa dan sederhana, namun menarik dan membawa kedamaian. Dalam aktivitas harian, saya banyak melewati stasiun. Di sana saya berjumpa dengan beberapa orang yang mendatangi saya dan menanyakan bagaimana supaya mereka bisa ke alamat tujuan, kereta mana yang harus mereka pilih, bagaimana cara untuk melakukan validasi tiket, dan sebagainya.

Sesaat rasanya saya tidak ingin menjawab mereka karena saya pun dalam keadaan terburu-buru. Pada nyatanya saya berikan waktu saya untuk membantu mereka menemukan jalan dan bagaimana mereka dapat sampai ke tujuannya.

Dalam kesendirian di kereta, saya termenung merasakan kedamaian yang luar biasa. Dalam hati saya ucapkan „Terima kasih Tuhan, Kau berikan aku kesempatan untuk berbuat baik bagi sesamaku.“ Saya merasa 5 menit dalam hidup saya yang saya korbankan untuk menjawab pertanyaan orang-orang asing di stasiun adalah 5 menit waktu yang Tuhan karuniakan pada saya untuk merasakan kebaikan. Saya tahu waktu sekian menit yang saya korbankan untuk mereka telah sangat membantu mereka menemukan jalan dan melepaskan kekhawatiran mereka.

Begitu pula dengan Tuhan yang tak pernah lelah menuntun langkah hidup saya yang seringkali terasa gelap dan terlalu bergelombang.

Sahabat terkasih… jangan pernah khawatir apabila kamu harus mengorbankan waktu di tengah kesibukanmu hanya untuk menjawab pertanyaan seseorang. Mungkin 5 menit kau sediakan, dapat menentukan 5 tahun perjalanan hidup orang yang kau tolong. ***

Selalu dalam kebaikan

Sr. Bene Xavier MSsR, dari Vienna, Austria

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here