web page hit counter
Minggu, 16 Februari 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengenang Kepergian Sr. Francesco Marianti, OSU

5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – KEPERGIAN Sr. Francesco Marianti, OSU, adalah kehilangan besar, bukan hanya bagi komunitas sekolah Ursula, tetapi juga bagi dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai praktisi pendidikan, saya merasakan duka mendalam sekaligus refleksi atas teladan luar biasa yang beliau tinggalkan. Sosok beliau tidak hanya menjadi inspirasi, tetapi juga simbol dedikasi penuh terhadap pengembangan pendidikan berkualitas dan berintegritas.

Meskipun saya hanya beberapa kali berjumpa langsung dengan beliau, interaksi singkat itu telah meninggalkan kesan berarti. Nada bicara beliau yang terdengar mencerminkan ketegasan, presisi, dan visi futuristik yang kuat. Beliau merupakan pribadi yang menginspirasi tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata, yang menjadi bukti dari komitmen tulusnya terhadap dunia pendidikan.

Warisanbagi Dunia Pendidikan

Salah satu gagasan beliau yang paling membekas di benak saya, yakni prinsip bahwa “dengan mengajar, pendidik juga belajar.” Prinsip ini menegaskan bahwa proses pendidikan bukanlah hubungan satu arah, melainkan sebuah interaksi dinamis yang memperkaya kedua belah pihak. Pendidik tidak hanya mentransfer pengetahuan kepada siswa, tetapi juga belajar dari pengalaman, pertanyaan, dan perspektif yang dihadirkan oleh para siswa. Gagasan ini begitu relevan dalam dunia pendidikan modern, di mana pembelajaran seumur hidup menjadi salah satu nilai utama yang perlu dihidupi.

Sr. Francesco dikenal sebagai pendidik — yang dengan cara khas — dapat memadukan peran pendamping dan pemimpin secara harmonis dalam proses belajar-mengajar. Bagi dirinya, seorang pendidik tidak sekedar bertugas mentransfer ilmu, tetapi juga membimbing siswa menemukan potensi terbaik mereka. Beliau memahami bahwa seorang pemimpin yang baik merupakan figur yang mampu menginspirasi dan mendorong orang lain agar dapat berkembang. Hal tersebut juga menjadi harapan Sr. Francesco terhadap para murid, agar mereka bertumbuh tidak hanya secara akademis, tetapi juga dalam dimensi kepemimpinan yang akan membantu mereka menghadapi tantangan kehidupan.

Baca Juga:  Paus Sesak Napas; Meski Sakit, Tidak Ada Istirahat

Figur Sr. Francesco sangat dihormati oleh para murid dan guru yang pernah bekerja bersamanya. Alumni sekolah Ursula baik yang di Jalan Pos maupun di BSD sering kali menceritakan bagaimana beliau mampu membentuk karakter mereka melalui pendekatan tegas namun penuh kasih. Dalam mendidik, Sr. Francesco, selain berfokus pada penguasaan mata pelajaran, juga menanamkan nilai-nilai kehidupan seperti kedisiplinan, integritas, dan keberanian bermimpi besar. Kombinasi antara ketegasan dan kelembutan yang beliau miliki menjadikan setiap interaksi dengan dirinya penuh makna, meninggalkan kesan mendalam bagi banyak orang.

Kehadiran Sr. Francesco, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, terbukti menghasilkan lingkungan kondusif bagi pertumbuhan siswa. Suasana belajar yang beliau bangun dapat mendorong murid agar terus bertumbuh dan berkembang, baik secara intelektual maupun personal. Sebagai mentor dan inspirator, Sr. Francesco berhasil memberikan teladan nyata tentang bagaimana hidup dengan penuh nilai dan tujuan. Beliau membuktikan secara eksplisit bahwa kepemimpinan tidak hanya ditunjukkan melalui otoritas, tetapi juga melalui kasih, perhatian, dan dedikasi dalam membangun generasi muda berkualitas.

Saat melayat di Kapel Ursula, saya melihat sendiri begitu banyak pelayat yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Sr. Francesco. Jumlah pelayat yang begitu besar mencerminkan betapa sosok beliau dihormati dan dikagumi oleh berbagai lapisan masyarakat. Tidak hanya dari komunitas pendidikan, kehadiran pelayat juga berasal dari masyarakat umum yang turut merasakan kehilangan atas kepergian beliau.

Hal demikian menunjukkan bahwa Sr. Francesco menjadi figur yang telah meninggalkan jejak mendalam di hati banyak orang melalui kebaikan, dedikasi, dan teladan hidupnya. Kehadiran mereka bukan sekadar formalitas, melainkan ekspresi tulus dari penghargaan atas kontribusi besar yang telah diberikan oleh beliau selama hidupnya.

Tantangan Meneruskan Gagasan

Namun, kepergian Sr. Francesco juga menimbulkan pertanyaan kritis: apakah gagasan-gagasan visioner beliau dapat terus dilanjutkan, ataukah mereka akan berhenti pada sosoknya saja? Dalam sejarah pendidikan, sering kali terjadi bahwa ide-ide besar seorang tokoh cenderung memudar setelah sang tokoh tiada, terutama jika tidak ada upaya sistemik dan organik meneruskan dan mengembangkan warisan tersebut.

Baca Juga:  Menemukan Makna di Setiap Pembelajaran: Empat Karya Buku Romo Odemus Bei Witono, SJ

Sr. Francesco adalah figur yang tidak hanya memimpin dengan keteladanan, tetapi juga memiliki visi yang jauh ke depan. Beliau memiliki mimpi “tersembunyi” agar nilai-nilai pendidikan yang beliau perjuangkan dapat dihidupi tidak hanya di sekolah Ursula, tetapi juga di sekolah-sekolah lain dengan memperhatikan konteks dan tradisi berbeda. Tantangan bagi para pendidik, yakni bagaimana memastikan bahwa nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan secara lebih luas.

Pendidikan di Indonesia saat ini membutuhkan lebih banyak figur pendidik seperti Sr. Francesco, yang mampu menjadi teladan dalam mengintegrasikan nilai-nilai humanis dengan pendekatan pembelajaran modern. Dalam era di mana teknologi semakin mendominasi dunia pendidikan, Sr. Francesco mengingatkan kita akan pentingnya dimensi kemanusiaan dalam proses pembelajaran. Teknologi merupakan alat, tetapi nilai-nilai kemanusiaan menjadi inti dari pendidikan itu sendiri.

Gagasan beliau mengenai pentingnya “mengajar sambil belajar” juga relevan dalam konteks pengembangan profesional bagi para pendidik. Pendidikan bukanlah profesi statis, melainkan sebuah perjalanan yang terus berkembang. Sr. Francesco mengajarkan bahwa pendidik harus terus belajar dan beradaptasi agar dapat memenuhi kebutuhan siswa yang terus berubah. Dalam konteks ini, figur beliau menjadi inspirasi bagi kita semua agar terus meningkatkan kualitas diri sebagai pendidik.

Selain itu, pendekatan tegas namun penuh kasih yang diterapkan Sr. Francesco juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya keseimbangan antara disiplin dan empati dalam pendidikan. Ketegasan tanpa empati dapat menimbulkan jarak antara pendidik dan siswa, sementara empati tanpa ketegasan dapat mengurangi efektivitas pembelajaran. Sr. Francesco menunjukkan bahwa keduanya dapat berjalan seiring, menghasilkan lingkungan belajar produktif sekaligus menyenangkan.

Menghidupkan Nilai-nilai

Kepergian Sr. Francesco menjadi momen penting dalam berefleksi, dan juga merupakan panggilan bertindak. Para pendidik, terutama yang memahami kiprah Sr Francesco memiliki tanggung jawab meneruskan nilai-nilai yang beliau perjuangkan. Salah satu cara melakukannya, yaitu dengan mendokumentasikan gagasan-gagasan beliau, baik melalui tulisan, pelatihan, maupun diskusi komunitas. Dengan cara ini, warisan beliau dapat tetap hidup dan menginspirasi generasi pendidik berikutnya.

Baca Juga:  Vatikan Memanggil, Monica Belluci Datang dalam Tahun Suci

Selain itu, penting membuat program-program yang bertujuan mengembangkan kepemimpinan pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan. Program seperti ini dapat menjadi wadah bagi para pendidik untuk belajar dari teladan Sr. Francesco dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut pada konteks mereka masing-masing. Dengan demikian, gagasan-gagasan beliau tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga menjadi kekuatan transformatif bagi karya pendidikan di Indonesia.

Catatan Akhir

Sebagai catatan akhir, Sr. Francesco Marianti, OSU, menjadi sosok yang tidak hanya meninggalkan jejak dalam sejarah pendidikan, tetapi juga dalam hati banyak orang. Kepergian beliau mengingatkan kita akan pentingnya peran seorang pendidik dalam membentuk masa depan. Sebagai praktisi pendidikan, saya merasa terinspirasi oleh kepemimpinan, keteladanan dan gagasan beliau. Namun, inspirasi saja tidak cukup. Kita perlu mengambil langkah konkret untuk memastikan bahwa nilai-nilai dan visi beliau dapat terus hidup dan berkembang.

Figur seperti Sr. Francesco merupakan anugerah langka, tetapi warisan beliau menjadi tanggung jawab kita bersama. Dengan menerapkan nilai-nilai yang beliau perjuangkan dan menyesuaikannya dengan konteks pendidikan masing-masing, saya yakin bahwa manajemen sekolah dapat menghasilkan sistem pendidikan yang tidak hanya efektif, tetapi juga bermakna dan berkelanjutan. Semoga kita semua yang berkecimpung di dunia edukatif dapat terinspirasi oleh kehidupan dan warisan Sr. Francesco dalam berjuang demi pendidikan lebih baik bagi generasi mendatang.

 Pastor Odemus Bei Witono, SJ, Direktur Perkumpulan Strada dan Pemerhati Pendidikan

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 02, Tahun Ke-79, Minggu, 12 Januari 2025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles