HIDUPKATOLIK.COM – Sebanyak 92 seminaris dari tiga seminari menengah di Indonesia siap tampil malam ini pada pukul 19:30 WIB dalam konser bertajuk “Cantica Sacra” yang akan berlangsung di Auditorium Abdulrahman Saleh RRI, Jakarta Pusat.
Konser yang baru pertama kali diadakan di Indonesia tersebut memiliki empat kekhususan, demikian menurut Komunitas Cantika Sacra Paguyuban Gembala Utama (PGU). Pertama, konser mempersembahkan nomor terpilih musik liturgi Gereja Katolik dengan aransemen khusus paduan suara remaja laki (TTBB: Tenor 1, 2 dan Bass 1, 2). Kedua, konser menampilkan paduan suara dari tiga seminari dengan total 92 anggota, yaitu Christus Sacerdos Choir dari Seminari Menengah Christus Sacerdos, Pematangsiantar; Saint Paul Choir dari Seminari Menengah Santo Paulus, Palembang; dan Wacana Bhakti Choir dari Seminari Menengah Wacana Bhakti, Jakarta. Ketiga, konser dirancang dan dilaksanakan sebagai sebuah konser interaktif. Keempat, konser disaksikan oleh seluruh rektor seminari menengah/pra-TOR/seminari tinggi dari seluruh Indonesia, sebanyak 83 seminari, sebagai salah satu bentuk kongkret dukungan Komisi Seminari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Direktur Program Konser Cantica Sacra, Jay Wijayanto, mengatakan konser tersebut bukan bertujuan untuk pertunjukan keindahan musik pada umumnya melainkan untuk pembelajaran tentang cara membawakan musik liturgi secara benar (verum), baik (bonum), dan indah (pulchrum), dalam tuntunan nilai divinum (kesatuan dengan yang Ilahi) dan fructum (berbuah rahmat).
“Nilai-nilai tersebut adalah keniscayaan dalam membawakan musik liturgi untuk memastikan pencapaian tujuannya, yaitu pemuliaan Tuhan dan pengudusan umat,” ujarnya seperti tertuang dalam siaran pers yang diterima HIDUPKATOLIK pada Senin, 23 Juni 2025.
Seraya menyebut Sacrosanctum Concilium (1963) dan Musicam Sacram (1967), Jay mengatakan: “Terdapat gap antara nilai-nilai tersebut dengan fakta umum cara membawakan musik liturgi oleh umat di lingkungan Gereja Katolik Indonesia dewasa ini. Konser ini, melalui paduan suara tiga seminari hendak mengajarkan bahwa cara membawakan musik liturgi idealnya merujuk pada teknik bel canto, menyanyi indah, sebagaimana telah diterapkan pada musik Gregorian dan polifonik,” imbuhnya.
Baru Terbentuk
Tiga paduan suara seminari menengah yang tampil dalam konser bertajuk “Cantica Sacra” baru terbentuk tiga bulan lalu, tepatnya sejak Maret 2025. Masing-masing paduan suara mengikuti pelatihan secara intensif selama empat kali. Setiap kelompok paduan suara mendapat total waktu pelatihan 60 jam.
Sacerdos Choir dari Seminari Menengah Christus Sacerdos, Pematangsiantar, dan Saint Paul Choir dari Seminari Menengah Santo Paulus, Palembang, telah mengadakan home concert, masing-masing di Wesley Methodist Hall, Medan, pada 1 Juni 2025, dan Teater SMA Kusuma Bangsa, Palembang, pada 6 Juni 2025. Para pegiat musik liturgi, biarawan dan biarawati, serta umat Katolik dari beberapa paroki di Keuskupan Agung Medan dan Keuskupan Agung Palembang menyaksikan kedua konser ini.
Guna memastikan kualitas paduan suara dan harmoni, maka tiga kelompok paduan suara tersebut menjalani pemusatan latihan (choral camp) pada 18-21 Juli 2023 di Rumah Retret Wisma Canossa, Tangerang, Banten.
Musik Liturgi
Jay menjelaskan lebih lanjut bahwa pilihan pada seminari menengah sebagai subyek pelatihan dan penampil dalam konser tersebut berdasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, PGU sebagai “ibu” komunitas Cantica Sacra adalah mitra Komisi Seminari KWI, khususnya untuk pengembangan sumber daya manusiawi seminaris. Kedua, dokumen Sacrosanctum Concilium (art. 115) menegaskan bahwa seminari sebagai yang pertama bertanggung jawab pada pendidikan dan pelaksanaan musik liturgi dalam Gereja Katolik. Ketiga, filosofi bahwa suatu niat perbaikan atas sesuatu, dalam hal ini praksis musik liturgi, harus dimulai dari benihnya, yaitu seminaris sebagai “benih” (Latin, semen) atau calon imam Katolik, penjaga marwah musik liturgi sebagai bagian integral dari ibadah suci Gereja Katolik.
Sementara sasaran pelatihan dan konser yang mendasarkan diri pada, antara lain, Sacrosanctum Concilium dan Musicam Sacram tersebut adalah mendukung perwujudan seminari menengah sebagai pusat keunggulan (center of excellence) praksis musik liturgi yang benar, baik, dan indah serta mendukung pembentukan tradisi musik liturgi di seminari menengah melalui pembinaan suatu paduan suara musik liturgi yang berkelanjutan dari tahun ke tahun.
“Sebagai konser untuk maksud pembelajaran, serta penyadaran, tentang cara membawakan musik liturgi Gereja Katolik, maka konser ini dirancang sebagai konser interaktif,” ujarnya.
Katharina Reny Lestari