HIDUPKATOLIK.COM – 2Kor.9:6-11; Mzm.112:1-2,3-4,9; Mat.6:1-6, 16-18
SUATU tindakan baik dan aksi kasih hanya berarti jika dilakukan dengan niat tulus dan rela hati. Walaupun itu kadang-kadang tampak berat, menguras tenaga, waktu, biaya bahkan hati, namun jika lahir dengan rela akan mendatangkan sukacita. Orang Korintus disadarkan Paulus untuk mampu mengasihi dengan penuh sukacita. Pelayanan seperti itu mendatangkan rasa syukur dalam hati, sebab boleh ambil bagian dalam pengalaman Kristus sendiri.
Ketulusan dan kerelaan hendaknya mendasari tiga aspek kerohanian seorang anak Allah: berdoa, berpuasa, dan beramal kasih. Doa adalah hubungan paling dekat dan intim manusia dengan Allah, selayaknya dinikmati dalam keakraban yang tulus di ruang paling tersembunyi. Puasa sebagai ungkapan persembahan hal yang paling penting dan menyenangkan kepada Allah memang pantas dijalankan tanpa gembar-gembor. Apalagi amal kasih sebagai wujud syukur manusia atas anugerah Allah hanya bermakna jika dipraktikkan di dalam diam yang tulus.
Dalam menjalani hidup secara injili, setiap orang kristen seharusnya bergembira, bahkan di saat harus mengalami tantangan maupun kelemahan manusiawi. Itu tanda kita sedang menjalani arah yang tepat. Pencobaan diberikan Iblis hanya kepada mereka yang memang menempuh Jalan Kebaikan dan Kasih Tuhan. Jika kita mampu bergembira, yang jahat pun akan terusir pergi.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFM Cap
Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial
Universitas Widya Dharma Pontianak






