web page hit counter
Jumat, 6 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Geliat Komsos di Bumi Cenderawasih

2.3/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com - Para petugas pastoral di TPW Fakfak dan Kaimana, Papua Barat, mendapat pembekalan public speaking dan jurnalistik.

UNTUK pertama kali, Tim Pastoral Wilayah (TPW) Fakfak dan Kaimana, Papua Barat, menggelar workshop public speaking dan jurnalistik. Acara yang dihelat di Kota Pala ini terselenggara berkat kerjasama Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dengan Komisi Komsos Keuskupan Manokwari-Sorong (KMS). Kerjasama ini dibingkai dalam rangka peringatan Hari Komsos Sedunia ke-51, yang bertajuk “Jangan Takut, Aku Besertamu: Komunikasikan Harapan dan Iman”.

Sekretaris Komisi Komsos KWI, Romo Kamilus Pantus dan Ketua Komsos KMS, Romo Stefanus Istoto Rahardjo hadir bersama tim dari Jakarta dalam kegiatan yang dilaksanakan di Paroki St Yosef Kota Fakfak, Sabtu-Minggu, 10-11/6. Pembukaan acara ini dimeriahkan dengan Tari Tumor, tarian khas Fakfak sebagai simbol penyambutan tamu dan menandai pembukaan suatu acara.

Baca Juga:  Mgr. Yuwono: Menjadi Suster Berarti Sudah Disegel Setia Sampai Akhir Hayat

Romo St. Istoto Rahardjo (kiri) dan Romo Kamilus Pantus (kanan) menutup acara workshop public speaking.
[Dok. Komsos KWI]
Romo Kamilus menjelaskan arti penting Komsos dalam reksa pastoral Gereja. Ia berharap agar workshop ini dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi sehingga membantu dalam reksa pastoral Gereja di Fakfak dan Kaimana. Kegiatan ini, lanjut Romo Kamilus, sangat penting bagi perkembangan Gereja sebagai communio (persekutuan) melalui communicatio (komunikasi), terutama menyangkut iman.

Workshop public speaking digelar selama sehari di aula Paroki St Yosef Fakfak. Kelas yang diikuti 92 peserta ini dipandu Frans Budi, trainer public speaking dari Paroki St Bernadette Ciledug, Keuskupan Agung Jakarta. Para
peserta terdiri dari para tokoh umat, pengurus Dewan Paroki dan Stasi, aktivis kelompok kategorial, katekis dan guru agama, serta para pemandu ibadah di stasi-stasi terpencil. Tujuannya, mereka mampu mewarta dan memandu aneka kegiatan kerohanian umat dengan lebih baik.

Baca Juga:  Bantuan Caritas Indonesia dan Rencana Lanjutan untuk Korban Erupsi Lewotobi

Sedangkan kelas jurnalistik berlangsung dua hari dan didampingi R.B.E. Agung Nugroho, wartawan Majalah HIDUP, di aula SMA YPPKKMS St Don Bosco Fakfak. Peserta workshop jurnalistik sebanyak 45 orang, yang terdiri dari sebagian besar orang muda Katolik, aktivis paroki dan stasi. Usai pelatihan, mereka diharapkan bisa memulai buletin atau warta paroki atau stasi dan memanfaatkan media yang sudah ada, termasuk media sosial. “Pelatihan ini sangat bagus, berguna bagi umat dan bisa membantu pastor di stasi atau paroki masing-masing,” ujar Pastor Lukas Sasior OSA, salah satu peserta kursus, yang datang bersama tim TPW Kaimana dengan naik kapal setidaknya enam jam perjalanan.

Para peserta workshop berasal dari belasan stasi yang tersebar di lima paroki di Kabupaten Fakfak dan Kaimana, yakni Paroki St Yosef Fakfak sebagai tuan rumah, Paroki St Maria Merapi, St Paulus Wagom, St Bernadette Mamur, dan St Martinus Kaimana. Mereka begitu setia mengikuti sesi demi sesi. Bahkan, beberapa peserta yang berasal dari stasi-stasi terpencil, merelakan diri untuk datang sehari lebih awal dan menginap di rumah kerabat di Kota Fakfak atau di susteran. “Saya senang, umat bersemangat ikut pelatihan ini. Semoga selesai pelatihan ini, mereka mempraktikkan pengetahuan yang sudah didapat,” kata Pastor John Talla, Kepala Paroki St Yosef Fakfak.

Baca Juga:  Mgr. Yuwono: Menjadi Suster Berarti Sudah Disegel Setia Sampai Akhir Hayat

Y. Prayogo
Laporan: R.B.E. Agung Nugroho (Papua)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles