Frans Seda Award: Anggota Polisi Peduli Pendidikan dan Aktivis Kemanusiaan Menjadi Pemenang

578
Rate this post

Pengumuman 10 nominasi penerima Frans Seda Award 2018 (urutan nama tidak menyatakan urutan nilai) diumumkan bertepatan dengan puncak acara Dies Natalis ke-58, 17 Juli 2018 dihadiri oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. H. Moh. Nasir, Ph.D.

Kedua pemenang FSA AWARD 2018 menerima penghargaan: Edi Syahputra, S.Kom dari Langkat, Sumatera Utara (kedua dari kiri, Pendiri Sanggar Tratama) untuk kategori Bidang Kemanusiaan dan Brigadir Polisi Muhamad Saleh dari Bombana, Sulawesi Tenggara (Pendiri Sekolah Swasta Anak Soleh) untuk kategori Bidang Pendidikan, diapit oleh Dr. A. Prasetyantoko (Rektor Unika Atma Jaya ) dan Aswin Wirjadi (Ketua Yayasan Atma Jaya). [dok.Humas ATMAJAYA]
Pengumuman sepuluh nomine dilakukan oleh Wakil Sekjen PBNU dan juga sebagai Wakil Ketua Dewan Juri Masduki Baidlowi:

Bidang Pendidikan

  1. Gracia Josaphat Jobel Mambrasar (Billy), Merauke, Papua. Billy mendirikan “Kitong Bisa” dengan tujuan utama mengajarkan anak-anak Indonesia Timur tentang nilai-nilai kepemimpinan dan enterpreneurship.
  1. Atim Suryadi , Jawa Barat, Kerawang.  Atim Suryadi membangun SDN 4 Mulyasejati di Dusun Sukamulya dan membenahi masalah kesulitan listrik di sana.
  1. Brigadir Polisi Muhammad Saleh, Bombana, Sulawesi Tenggara. Saleh, Brigadir, Pendiri SD Swasta Anak Soleh di Desa Tunas Baru, Bombana
  2. Warkina, Cirebon, Jawa Barat. Pegawai honorer dengan upah Rp 500.000 per bulan ini membuka PAUD gratis dan Taman Baca. Setiap tiga kali sepekan berkeliling pasar malam untuk membawa 300 buku aneka judul.
  3. Jamaluddin Dg Abu, Gowa, Sulawesi Selatan.  Jammaluddin, pendiri Rumah Koran yang bertujuan agar petani tidak buta huruf dan menyadarkan para petani betapa pentingnya pendidikan, agar para petani semangat menyekolahkan anak mereka.
  4. Nurma, Aceh Timur. Nurma, serupa Pahlawan pendidikan perempuan Dewi Sartika, adalah guru para Ibu di Melidi, Aceh Timur

Bidang Kemanusiaan

1. Syafrizal, Kepulauan Meranti, Riau. Syafrizal pendiri dan kepala sekolah SLB Sekar Meranti serta Ketua SOIna Kabupaten Meranti, sebuah olimpiade khusus untuk anak berkebutuhan khusus

  1. Muhammad Aripin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Aripin pendiri Rumah Kreatif dan Pintar, sebuah rumah singgah bagi anak-anak yang tertinggal dari segi ekonomi, pendidikan, dan sosial.
  2. Edi Syahputra, S.Kom, Langkat, Sumatera Utara. Edi Syahputra mencetuskan kegiatan Stabat Lama Creative Zone (akses kolaborasi membangun negeri) untuk memberikan edukasi dan pola berfikir kreatif anak-anak desa untuk menempuh pendidikan yang lebih baik.
  1. Vikra Ijas, pendiri KitaBisa.com yang telah menolong banyak orang-orang yang membutuhkan pertolongan khususnya dalam hal sokongan dana.

Sepuluh nomine FSA 2018 ini dipilih setelah dilakukan seleksi terhadap 261 kandidat yang memenuhi persyaratan.

Para kandidat diseleksi oleh lima orang dewan juri yang berasal dari latar belakang yang beragam.  Mereka adalah Dr.Ir.Paulus Wiryono Priyotantama, SJ (Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik – APTIK sebagai ketua dewan juri), Masduki Baidlowi (Wakil Sekjen PBNU sebagai Wakil Ketua Dewan Juri), Prof. Dr. Laura F. N Sudarnoto (Guru Besar Fakultas Pendidikan dan Bahasa Unika Atma Jaya sebagai anggota dewan juri), Drs. Robertus  Royanto MTDev. (Corporate Facility Management of Kompas Gramedia sebagai anggota dewan juri) dan Savic Ali (Direktur NU Online sebagai anggota dewan juri).

 

Sumber: Siaran Pers Unika ATMA JAYA
Anton Bilandoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here