Perkawinan Levirat

497
2/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com Pw St. Andreas Dung Lac. Why. 11:4-12; Mzm. 144:1,2,9-10; Luk. 20:27-40

DENGAN adanya fakta bahwa orang-orang Saduki yang tidak percaya akan adanya kebangkitan, memberikan kita fakta bahwa ide tentang kebangkitan dari orang mati ternyata masih menjadi sebuah perdebatan atau kontroversi bahkan sampai zaman Yesus sendiri.

Terbukti, di samping kaum Saduki, ternyata ahli Taurat, kaum Farisi, kaum Eseni, percaya akan sebuah kebangkitan dari orang mati. Dengan sedikit informasi ini memberikan kita sebuah gambaran umum betapa sulitnya orang-orang pada zaman itu untuk mempercayai berita tentang kebangkitan Yesus dari kematian, termasuk para rasul sendiri.

Orang Saduki mengungkapkan alasan ketidak-percayaan mereka tentang kebangkitan dengan sebuah cerita klasik yaitu tujuh orang bersaudara yang menikah dengan satu orang perempuan.

Latar belakang kisah ini adalah adanya budaya perkawinan Levirat, di mana bila seorang menikahi seorang perempuan, dan mati sebelum meninggalkan keturunan, maka istrinya itu harus menikah dengan adik/saudara suaminya, untuk membangkitkan keturunan bagi kakaknya.

Menjawab pertanyaan orang Saduki, Yesus menegaskan bahwa kelak di surga orang tidak kawin atau dikawinkan, tetapi mereka hidup sebagai anak-anak Allah, dalam situasi yang sama sekali baru dari keadaan di dunia.

Jawaban Yesus ini bagaikan jawaban jenius bagi kebuntuan pikiran orang Saduki. Maka tidak heran para ahli Taurat yang mendengar jawaban Yesus itu berkata: Guru, jawaban-Mu itu tepat sekali. Penginjil Lukas menggambarkan setelah jawaban pamungkas Yesus ini, tidak ada satupun dari lawan Yesus yang berani menanyakan apa-apa lagi.

 

Pastor Josep Ferry Susanto
Imam Keuskupan Agung Jakarta, Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here