HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa Pekan IV Paskah. Kis. 11:1-18; Mzm. 42:2.3,43:3.4; Yoh. 10:1-10.
KETIKA Petrus kembali ke Yerusalem, ia tidak langsung disambut hangat. Ia malah diinterogasi oleh rekan-rekannya yang lain. Yang dipermasalahkan adalah pergaulan Petrus dengan orang non-Yahudi, yakni dengan mereka yang tidak bersunat. Petrus dikeluhkan karena ikut makan bersama-sama dengan kalangan tersebut. Namun Petrus tidak terpancing. Ia dengan tenang menyampaikan apa yang telah Allah kerjakan, yakni bagaimana Roh Kudus pun turun atas mereka yang tidak bersunat.
Petrus tidak merasa perlu menjadi semacam “filter” bagi rahmat Allah kepada pihak lain. Seandainya harus berkata-kata kepada mereka yang mencurigainya, mungkin Petrus bicara begini, “Siapa aku, sehingga aku sanggup menghalangi Allah?” Petrus menyadari bahwa inisiatif keselamatan bukan berasal dari dirinya, tetapi dari Roh Kudus. Ia hanya mengikuti dorongan Roh, lalu bersaksi.
Apa yang dilakukan pun Petrus menantang kita: apakah kita masih membatasi karya Allah hanya pada orang-orang yang kita anggap “layak”? Ataukah kita berani mengakui, seperti Petrus, bahwa Allah pun bisa menyentuh dan menyelamatkan mereka yang berbeda dengan kita, mereka yang selama ini kita pandang sebelah mata?
Pastor Bernadus Dirgaprimawan, SJ
Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma