HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa Pekan IV Paskah. Kis. 11:19-26; Mzm. 87:1-3, 4-5.6-7; Yoh. 10:22-30.
PERISTIWA penganiayaan Stefanus ternyata menjadi benih misi yang meluas. Para murid yang tercerai-berai karena penganiayaan tidak hanya membawa luka, tetapi juga membawa Sabda. Mereka menyebar ke berbagai tempat, ke Fenisia, Siprus, dan Antiokhia. Awalnya mereka hanya memberitakan Injil kepada sesama orang Yahudi. Namun kemudian, beberapa di antara mereka, yang berasal dari Siprus dan Kirene, melangkah lebih jauh. Mereka memberitakan Yesus juga kepada orang-orang Yunani. Di sinilah tembok mulai runtuh, dan kabar keselamatan menembus batas etnis dan budaya.
Di ayat 21, Lukas mencatat bahwa keberhasilan itu bukan hasil kecakapan manusia, tetapi karena “tangan Tuhan” yang menyertai mereka. Dan di Antiokhia itulah, untuk pertama kalinya, para murid disebut Kristen (Kis 11:26). Ini adalah sebuah sebutan yang tidak mereka ciptakan sendiri, tetapi diberikan oleh orang-orang di sekitar mereka. Artinya, hidup mereka begitu mencerminkan Kristus, hingga orang lain bisa melihat-Nya dalam keseharian mereka. Pertanyaan bagi kita: apakah hidup kita cukup menyerupai Kristus hingga orang lain bisa melihat-Nya dalam diri kita?
Pastor Bernadus Dirgaprimawan, SJ
Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma