web page hit counter
Sabtu, 6 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Melintasi Hulu, Menyapa Umat yang Rindu

Rate this post

Sebuah Catatan Kunjungan Pastoral ke Stasi Sukamaju dan Tambalang Hilir, Keuskupan Tanjung Selor

HIDUPKATOLIK.COM – Di tengah derasnya aliran Sungai Lumbis Ogong, sebuah perahu melaju membawa harapan dan kerinduan yang terjawab. Bukan sekadar perjalanan tapi sebuah pelayanan yang menghidupkan kembali semangat umat di pedalaman Kalimantan Utara.

Pada tanggal 5-8 Juli 2025, kami – seminaris dari Paroki St. Maria Bunda Karmel Mansalong – bersama Pastor Ignatius Bahtiar, seorang misionaris domestik dari Keuskupan Bogor, melakukan perjalanan pastoral atau patroli rohani menuju dua stasi yang terletak di wilayah hulu, yakni Stasi Santo Paulus Sukamaju dan Stasi Tambalang Hilir. Keduanya berada di Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Perjalanan menuju ke sana bukan perkara mudah. Butuh waktu sekitar tiga jam dengan perahu menyusuri sungai karena akses darat belum tersedia. Jalur sungai menjadi satu-satunya pilihan, yang menghubungkan kehidupan di pedalaman dengan pelayanan Gereja.

Baca Juga:  Penyuluh Katolik Berkolaborasi dengan Komunitas Doa Santa Faustina Melaksankan Pembinaan Iman di Rutan Wirogunan

Tepat pukul 18.00 WITA, kami tiba di Stasi Sukamaju dalam keadaan selamat. Sambutan umat luar biasa. Wajah-wajah penuh sukacita dan haru menyambut kedatangan kami. Mereka tersenyum, menyapa, dan terlihat sangat bahagia – bukan karena acara besar tapi karena kehadiran seorang gembala di tengah mereka.

Stasi yang Jarang Dikunjungi

Stasi Sukamaju adalah satu dari 39 stasi yang dilayani oleh Paroki MBK Mansalong. Dengan medan yang sulit dan jumlah imam yang hanya dua orang, tidak heran jika kunjungan pastoral ke stasi ini sangat jarang terjadi. Bisa sebulan hingga dua bulan, bahkan lebih, baru ada kunjungan dari imam. Ke stasi yang paling dekat saja perlu waktu satu jam. Apalagi menuju stasi-stasi terpencil, seperti Sukamaju dan Tambalang Hilir.

Baca Juga:  Kongregasi FCh Rayakan 34 Tahun Kemandirian dan Hidup Membiara di Palembang

Namun di balik keterbatasan itu, umat tetap setia dan penuh semangat. Mereka mempersiapkan segalanya dengan penuh cinta, dan menyambut kehadiran kami dengan hangat dan tulus. Ini bukan sekadar kunjungan. Ini adalah perjumpaan yang menghidupkan kembali harapan.

Refleksi Panggilan

Setelah pelayanan di Sukamaju, kami melanjutkan perjalanan ke Stasi Tambalang Hilir yang letaknya tidak terlalu jauh. Sambutan di sana tak kalah meriah. Kerinduan umat di kedua stasi ini menjadi refleksi mendalam bagi kami para seminaris. Kami melihat langsung betapa besar kebutuhan umat akan kehadiran seorang imam.

Pengalaman ini bukan hanya membuka mata tapi juga meneguhkan panggilan kami. Kami semakin yakin untuk menjalani masa pembinaan di Seminari Menengah St. Yosef Tarakan dengan sungguh-sungguh. Kami ingin menjadi benih yang baik – kelak menjadi imam yang melayani, setia, dan bertanggung jawab bagi umat, khususnya di Keuskupan Tanjung Selor yang sangat luas dan menantang.

Baca Juga:  Pertemuan Katolischer Akademischer Ausländer-Dienst (KAAD): Jembatan Ilmu, Iman, dan Solidaritas Pangan

Ajakan untuk Kaum Muda

Kunjungan ini memberi pesan kuat: pelayanan Gereja di daerah terpencil tidak boleh dilupakan. Justru di tempat-tempat seperti inilah suara panggilan Tuhan terdengar paling jelas, dalam wajah-wajah umat yang menanti, dalam doa-doa mereka yang berharap.

Kami mengajak seluruh Orang Muda Katolik di Keuskupan Tanjung Selor untuk membuka hati terhadap panggilan Tuhan. Bergabunglah bersama kami di Seminari Menengah St. Yosef Tarakan. Lewat panggilan ini, kita dapat menjadi jawaban atas kerinduan umat yang menanti gembala di tengah belantara Kalimantan Utara.

Seminaris dari Paroki MBK Mansalong 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles