“Altar Perdamaian” Provinsi Seribu Pulau

131
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Sebagai tuan rumah Pesparani 2018 Provinsi Maluku telah siap 95 persen.

Belasan tahun silam, Ambon diterpa bencana kemanusiaan, “kerusuhan komunal” antara Kristen dan Muslim. Genderang kekerasan antarkelompok agama pun berdentang dari Pulau Ambon sampai pelosok-pelosok. Daerah yang selama ini dikenal dengan sebutan “Ambon Manise” tiba-tiba berubah menjadi “Ambon Berdarah”.

Kerusuhan antarsaudara seiman telah menyulap Ambon menjadi “medan pembunuhan” yang mengerikan sepanjang sejarah Indonesia kontemporer. Situasi ini membuat banyak aktor seperti pemerintah, tokoh agama dan adat duduk bersama untuk bersua tentang Ambon damai. Semboyan “Ale Rasa Beta rasa” menjadi buah manis toleransi antar umat beragama yang tercetus dalam Perjanjian Malino tahun 2002.

Menarik bahwa saat ini masyarakat tampaknya cukup bosan dengan jargon-jargon agama sebagai perekat relasi antaragama. Sebagai gantinya mereka memilih tradisi adat dan budaya lokal “pela gandong” sebagai medium merajut lagi rasa yang telah hilang. Ambon kini menjadi “altar perdamaian” bagi banyak orang. Di saat daerah lain dirudung duka karena aksi intoleran, Ambon tetap menjadi idola dan cermin bagi rasa persatuan.

Atas dasar inilah Ambon siap menjadi tuan rumah gawai akbar Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) akhir tahun ini. Sebagai tuan rumah, Maluku mengusung tema, “Membangun Persaudaraan Sejati.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here