HIDUPKATOLIK.COM – Pw St. Atanasius. Kis.5:34-42; Mzm.27:1,4,13-14; Yoh.6:1-15
ATANASIUS (297-373), uskup-pujangga gereja, asal Aleksandria, pembela iman akan Allah Tritunggal yang gigih terhadap ajaran sesat Arius (Arianisme) yang tidak mengakui keilahian Yesus. Ia salah satu tokoh berpengaruh di Konsili Nicea (325) yang menghasilkan rumusan iman syahadat panjang Nicea-Konstantinopel. Karyanya yang terkenal: Contra Gentiles (Melawan Orang Kafir).
Gamaliel menunjukkan apa artinya seorang beriman, bukan sekadar beragama. Kebijaksanaan lahir dari iman dan pengalaman, bukan dari seberapa banyak ilmu yang dipelajari dan buku yang dibaca. Ia mampu memberikan saran tepat kepada Sanhedrin dalam menyikapi penyebaran iman kristen. Alih-alih melawan Allah, biarlah waktu menguji kebenaran ajaran baru ini.
Yesus juga bijaksana di hadapan orang banyak yang mengelu-elukan diri-Nya setelah Ia memperbanyak roti dan ikan untuk lima ribu orang. Ia tahu banyak pengikut-Nya lebih memikirkan keuntungan diri mereka sendiri daripada serius mau memikul salib bersama-Nya. Karena itu, Yesus memilih menyingkir dari mereka untuk membiarkan waktu menguji kesungguhan hati mereka. Fakta menunjukkan hanya sedikit yang rela menderita bersama-Nya.
Kebijaksanaan hidup datang dari pengalaman dan proses menimba ilmu yang benar. Itu memerlukan waktu. Sesuatu yang instan, dipengaruhi emosi sesaat, tanpa pertimbangan dan pengetahuan memadai sering mendatangkan keputusan yang salah. Sebaliknya, keputusan yang bijaksana apalagi menyangkut iman memerlukan waktu dan refleksi hidup yang cukup.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFM Cap
Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial, Universitas Widya Dharma Pontianak