HIDUPKATOLIK.COM – Pekan III Paskah; Kis. 8:1b-8; Mzm. 66:1-3a, 4-5, 6-7a; Yoh. 6:35-40
YESUS tidak tersulut oleh mereka yang degil hatinya. Ia konsisten mengungkapkan jati diri-Nya sebagai roti hidup yang datang dari Allah, yang dapat diperoleh dengan datang kepada Yesus, itulah arti percaya. Percaya bukan berarti menerima apa saja secara membabi buta, yang dapat menjerat manusia ke dalam fanatisme. Percaya berarti membuka diri dengan segenap kekuatan, segenap jiwa, dan seluruh akal budi untuk diterangi rahmat Allah.
Yesus berjanji, siapa pun yang datang kepada-Nya tidak akan dibuang. Semua berharga di mata Allah. Semua dipelihara-Nya agar tidak lapar dan tidak haus lagi. Injil terus-menerus menegaskan cinta tiada tara Allah kepada manusia. Mereka yang percaya diberi rahmat untuk ambil bagian dalam kehidupan ilahi dan bertumbuh dalam hidup sejati bersama Yesus. Ia turun dari Surga bukan untuk melaksanakan kehendak-Nya melainkan kehendak Allah yang mengutus-Nya.
Orientasi mengikuti Yesus yang dilandasi asas manfaat dan keuntungan duniawi, perlu diolah dan dikembangkan menjadi kerinduan untuk menjadi serupa dengan Yesus di jalan Allah, jalan yang tidak selalu mudah dan tidak instan tentunya. Setiap tantangan dapat dihadapi dengan tidak gentar karena Yesus yang bangkit telah terlebih dahulu setia. Ia akan membimbing kita untuk setia melaksanakan kehendak Allah. Percayalah kepada-Nya.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta