HIDUPKATOLIK.COM – Dobo, Kepulauan Aru – “Hendaknya setiap imam diosesan menjaga etika dan solidaritas antar kita sehingga eksistensi dan pelayanan kita sungguh-sungguh menghadirkan Kristus,Sang Gembala yang baik, di tengah umat dan masyarakat.”
Demikian disampaikan Ketua Unio Imam Diosisan Keuskupan Amboina, Pastor Lukas Kelwulan, pada kesempatan Pertemuan dan Penerimaan Anggota Baru Unio Keuskupan Amboina, di Aula Cendrawasih Dobo, 27 Juli 2025.
Ketua Unio mengungkapkan bahwa pertemuan ini merupakan waktu indah untuk saling menguatkan dalam persaudaraan imam diosesan, dengan menggunakan media sosial yang ada.
“Media sosial hendaknya kita gunakan untuk saling menyapa dan menguatkan satu sama lain. Saya lakukan itu dengan berusaha menelpon teman-teman yang merayakan ulang tahun sehingga mereka tetap merasa dikuatkan dalam perjalanan dan pelayanan imamat,” tandasnya.
Pastor Paroki St. Joseph Passo ini mengingatkan para anggota Unio Amboina untuk menjaga relasi yang sehat dan wajar dengan kaum hawa, mengusahakan hidup rohani yang mendalam, dan mengisi data-data pribadi imam sesuai dengan permintaan pihak Keuskupan Amboina.
Kepada para imam baru, Ketua Unio mengungkapkan bahwa mereka adalah imam-imam Kristus. Maka hendaknya mereka tak pernah takut dalam perjalanan panggilan dan pelayanan rohani di tengah umat Allah.
Pastor Berbau Sampah dan ‘Telanjang’
Sementara itu, sesepuh Unio Amboina, Pastor Thomas Ratuanak mengungkapkan dalam sharingnya bahwa imam diosesan bukanlah manusia sempurna melainkan orang-orang yg terus mengusahakan kesucian seperti Yesus sendiri.
“Hendaknya kita senantiasa berjuang dan tetap memandang kepada Tuhan Yesus Sang Imam Agung. Hendaknya kita senantiasa memohon agar Ia tetap melindungi kita dengan kuasa Ilahi-Nya” tegas Pastor Paroki Ohoijang ini.
Ia mengharapkan agar para imam diosesan meneladani Kristus dengan menjadi Pastor yang ‘berbauh sampah dan Pastor yang telanjang dan ditelanjangi demi keselamatan manusia.
“Jangan kita menjadi imam-imam yang cinta akan kemewahan dan mencari harta duniawi sehingga tersohor di tengah umat dan masyarakat sebagai pastor orang kaya. Marilah kita menjadi imam-imam berbau sampah, telanjang, dan siap ditelanjangi untuk keselamatan umat dan masyarakat,” tandasnya.
Sebagai imam diosesan, hendaknya para imam membangun solidaritas dengan rekan-rekan imam, terlebih yang mengalami masalah tertentu dalam hidup dan pelayanan pastoral.
“Hendaknya kita tidak saling menjatuhkan sesama rekan imam dengan menjelek-jelekan teman, atau mensponsori umat untuk membicarakan kejelekan rekan imam,” jelasnya.
Kepada para imam baru, Pastor Tom, sapaan akrabnya, berpesan agar mereka senantiasa menjaga imamat mereka dengan doa dan hidup sebagaimana yang diteladankan oleh Kristus sendiri.
“Hendaknya kita senantiasa mewujudkan koligialitas imamat dalam wadah persaudaraan kita ini untuk saling mendukung satu sama lain. Dalam wadah ini tak ada imam berdasarkan prinsip fanatisme dan primordialisme melainkan kita semua adalah imam Gereja Keuskupan Amboina yang satu, Kudus, katolik dan apostolik,” imbuhnya.
Menurutnya, sikap kerendahan hati, keterbukaan dan saling belajar satu sama lain menjadi dasar utama yang akan membuat kita maju bersama-sama. Dengan prinsip ini para imam diosesan akan menjadi kesatuan kokoh dalam membantu Uskup Dioses Amboina.
Mewujudnyatakan Solidaritas
Uskup Diosis Amboina, Mgr. Seno Ngutra dalam sambutannya meminta para imamnya untuk mewujudkan solidaritas dengan membantu pencipta lagu Mars Imam Diosesan, Bapak Ferry Bataona yg sementara sakit.
Uskup mengingatkan lagi para imam khususnya yang bekerja di daerah-daerah sulit untuk tidak lalai dalam berdoa dan melayani umat.
“Imamat kita hendaknya senantiasa dipelihara dengan doa sehingga kita akan tetap menarik bagi Tuhan, umat dan masyarakat,” imbuhnya.
Menurut Uskup, solidaritas para imam dapat diungkapkam dalam libur bersama. “Aturlah jadwal libur bersama sehingga kebersamaan para imam dipupuk dalam suasana doa dan rekreasi yang menambah semangat untuk melayani umat,” jelasnya.
Para imam diosesan yang diterima adalah Pastor Philipus Rahae, RS. Leo Songbes, Pastor Mesak Wermasubun, Pastor Johanis H. Raharusun, Pastor Fidelis Solilit, Pastor Petrus Marius Sakbal, Pastor Bernardus Fangohoi, dan Pastor Julianus Batfin.
Acara ini dikoordinir oleh para imam diosesan Kevikepan Kepulauan Aru, dan diimeriahkan dengan persembaham lagu Orang Muda Katolik Paroki Sta. Maria de Fatima Dobo, Kepulauan Aru.
RD. Costan Fatlolon






